Desa Dieng
GAMBARAN UMUM DESA DIENG
- GEOGRAFI DAN DEMOGRAFI DESA
- Letak Geografis
Desa Dieng merupakan salah satu dari 15 desa dan 1 kelurahan di Kecamatan Kejajar Kabupaten Wonosobo yang terletak di sebelah utara kota Wonosobo dengan jarak dengan ibu kota kecamatan sejauh 9 km dan jarak dengan ibu kota Kabupaten Wonosobo 27 km yang dapat ditempuh menggunakan kendaraan bermotor selama 45 menit.
Desa Dieng terletak pada ketinggian 2.093 meter dari permukaan air laut, (DPL) sedangkan topografisnya berada disebelah barat lereng gunung prahu dengan suhu udara 20-30⁰ Celcius pada siang hari dan 05-180⁰ Celcius pada malam hari lebih lebih dimusim kemarau ( antara bulan Juli s/d September ) udara di dieng sangat dingin sampai mines 5⁰ – 00⁰ sampai menimbulkan Frozz/embun beku orang Dieng menyebutnya Embun Upas. Serta curah hujan rata rata sebanyak 348 mm dengan jumlah bulan hujan sebanyak 8 bulan.
Desa Dieng memiliki luas wilayah 282.000. Ha, yang secara administratif terbagi menjadi 2 (dua) dusun yaitu Dusun Dieng dan Dusun Kalilembu, serta ada 2 RW dan 8 RT.
Gambar 1
Peta Desa Dieng
- Batas desa
Batas wilayah Desa Dieng Kecamatan Kejajar adalah :
- Sebelah Utara : Kabupaten Batang
- Sebelah Selatan : Desa Sikunang
- Sebelah Barat : Kabupaten Banjarnegara
- Sebelah Timur : Desa Patakbanteng
Dengan demikian Desa Dieng merupakan desa yang terletak di perbatasan antara Kabupaten Wonosobo dan Kabupaten Batang, Banjarnegara.
- Peruntukan Lahan.
Luas Lahan Desa Dieng sebanyak 282,00 Ha, yang peruntuntukannya terbagi sebagai berikut :
Tegal/ladang : 79,94 Ha
Waduk/telaga : 9,00Ha
Tanah hutan negara :181,00 Ha
Pekarangan : 10,06 Ha
Lainnya : 2,00 Ha
Desa Dieng merupakan daerah topografi pegunungan yang dikenal dengan dataran tinggi Dieng ini terletak di ketinggian 2.090 m Dpl, menurut letak geografis berada di kecamatan kejajar, kabupaten wonosobo propinsi jawa tengah, yang dikelilingi pegunungan diantaranya Gunung Prau, Gunung Pangonan, dan Gunung Pakuwojo. Nama Dieng berasal dari bahasa sansekerta Die Hieyang ( Edi dan Aeng ) Indah dan langka. Dieng yang berasal dari dua suka kata. “Di” dan “Hyang”, dimana “Di” dimaknakan sebagai ardhi, redi, wukir, arga, dan lain-lain yang artinya gunung atau tempat tinggi, yang puncak, yang ultimate, yang misterius, yang transanden, yang sempurna, yang adi kodrati, yang abstark dan eksternal, , dan meta di luar makna-makna “yang nyata”, natural, reality (yang ergelar/di gelar) dan lain-lain. Di luar itu juga “Di” juga di anggap di luar dari konteks “hadi”, “adi” yang di maknai sebagai “yang cantik”, indah, molek, dan mempesonakan, Dan “Hyang” adalah sebuah kata sandang yang biasanya di pakai untuk penyebutan yang gaib (nominousum) dewa-dewa atau yang diyakini sebagai dewa, Ruh leluhur, Tuhan atau suatu yang diyakini sebagai Tuhan atau makhluk-makhluk ilahiyah lainya. Sementara “Hayang”, juga di makanai sebagai tempat dari makhluk-makhluk ilahiah tersebut, yang kemudian di identifikasi sebagai “Kahyangan, nirwana, atau surga”. Yakni dewa-dewi , Tuhan atau makhluk-makhluk pada umumnya. Sehingga Dieng dikenal sebagai tempat bersemayamnya para Dewa dan ada juga yang menjuluki negeri diatas awan begitu banyak sebutan untuk Dieng ini karena keelokan dan Keunikannya.
Dieng adalah juga merupakan kawasan vulkanik aktif dan dapat dikatakan merupakan gunung api raksasa dengan beberapa kepundan kawah. Ketinggian rata-rata adalah sekitar 2.090 s/d 2.150 m ( dpl) di atas permukaan laut. Suhu berkisar 12—20°C di siang hari dan 6-10°C di malam hari. Pada musim kemarau (Juli dan Agustus), suhu udara dapat mencapai 0°C di pagi hari dan memunculkan embun beku ( Frozz) yang oleh penduduk setempat disebut bun upas ("embun racun") karena menyebabkan kerusakan pada tanaman.
Desa Dieng merupakan daerah penghasil pertanian terutama jenis sayuran (Kentang, Kubis, wortel, kacang dieng, bawang daun) juga merupakan daerah tujuan wisata unggulan di propinsi jawa tengah dan Ke elokan kindahan Alam Dieng yang dipadukan dengan warisan budaya yang adi Luhung berupa peninggalan cagar budaya berupa batu kelir, Tuk bimo Lukar, Kesenian tradisional, serta tradisi-tradisi yang sudah mendunia seperti Ruwatan anak berambut gimbel, tradisi momongi, suran, merdi desa. Dieng merupakan daerah terkenal wisata baik dalam negeri /domestik maupun luar negeri/manca negara . sehingga sangat mendukung untuk pengembangan ekonomi pariwisata terutama pada sektor pertanian, seni dan budaya. Komoditas utama pertanian yang dihasilkan antara lain: kentang, kubis, wortel, cabe dieng, bawang daun/loncang, purwaceng, carica serta buah kemar.
Dalam beberapa tahun terakhir ini hasil pariwisata sangat meningkat Kunjungannya baik Wisatawan domestik maupun mancanegara yang datang ke Dieng. Fenomena Sunrise gunung prau menurut pendapat beberapa Media dan Orang bahwa Sunrise digunung Prau merupakan view yang terbaik di Asia tenggara sehingga begitu banyak memikat para Wisatawan untuk berkunjung ke Dieng, disamping pesona alam yang lebih dulu terkenal seperti telaga warna dan pengilon, DPT, Kawah sikendang,batu kelir,Gua jaran,guo semar, dan Guo Sumur, tuk bimolukar /mata air /hulu sungai serayu,candi dan juga kesenian , tradisi dan budaya Dieng ( Kuda kepang, lengger, angguk, kubro, rodat, tradisi suran, ruwat rambut gembel, tradisi momongi dll). ini berarti sangat membantu Perekonomian masyarakat dengan banyak berdiri Homestay,rumah makan dan Home Industri hasil pertanian ( Kentang, Buah carica, Buah kemar dan Purwoceng) begitu pula juga bisa menyerap tenaga kerja yang bergerak dibidang pariwisata seperti Pedagang, tukang parkir, penjaga loket, guide/pemandu wisata ( Pelaku Wisata)
Dalam rangka meningkatkan sektor pertanian supaya lebih optimal, diperlukan kreatifitas dan proses pemasaran yang dekat serta pelatihan – pelatihan yang berguna untuk penanganan pertanian yang lebih maju. Dimana para petani diajak untuk bisa lebih kraetif dan inovatif. Misal dalam mengadakan bibit yang berkualitas dan mampu bersaing dalam mutu para petani lewat kelompok tani telah berhasil mengadakan bibit sendiri baik melalui stek maupun pencakokan stolen. Untuk hasil pertanian disamping dijual dalam produk mentahan juga dalam bentuk yang sudah matang jadi (olahan) sehingga mempunyai nilai jual yang tinggi ( kripik kentang, kripik carica, carica in syrup, carica in sale dll). Dengan mempertimbangkan kondisi geografis dan potensi peruntukan lahan Desa Dieng dimana terdapat wilayah hutan negara seluas 181.000Ha dengan potensi wisata alamnya, maka perlu terdapat peluang pengembangan ekonomi dari sector pariwisata ( wisata Sun rise Gunung prau yang saat ini sedang booming dan Wana wisata Petak 9 sebuah kawasan hutan yang dijadikan wahana wisata edukasi dan rekreasi, berwisata sambil belajar)
- Kependudukan
Jumlah penduduk Desa Dieng sebanyak 2.236 jiwa, terdiri dari laki-laki sebanyak 1.162jiwa , perempuan 1.074jiwa. Sedangkan jumlah Kepala Keluarga ada sebanuak 711 keluarga dengan kepadatan penduduk536jiwa/km.
Tabel 1
Jumlah Penduduk Berdasar Jenis Kelamin
Jenis Kelamin | Jumlah |
Laki-Laki | 1.162Jiwa |
Perempuan | 1.074 Jiwa |
Jumlah | 2.236 Jiwa |
Sumber Data : Profil Desa Dieng Tahun 2015
- Mata pencaharian
Sebagian besar masyarakat Desa Dieng bekerja sebagai petani, hal ini dapat terlihat pada tabel di bawah
Tabel 2
Penduduk berdasarkan profesi/pekerjaan
Pekerjaan | Laki-Laki | Perempuan | Jumlah | [%] |
Petani | 1.078 | 1.023 | 2101
| 95,8 |
Buruh tani | 15 | 8 | 23
| 1,0
|
Buruh migrant | 21 | 19 | 40
| 1,8 |
PNS | 1 | 1 | 2
| 0,1 |
Peternak | - | 2 | 2 | 0,1 |
Pembantu rumah tangga | - | 5 | 5 | 0,2 |
Seniman | - | 1 | 1 | 0,0 |
Karyawan swasta | 10 | 8 | 18 | 0,8 |
Jumlah | 1.125 | 1.067 | 2192 |
|
Sumber Data : Profil Desa Dieng Tahun 2015
Sejumlah 90.8% warga Desa Dieng berprofesi sebagai petani. Selebihnya adalah buruh tani, Pedagang, pegawai negeri sipildan karyawan swasta.Data tersebut menunjukan bahwa sebagian besar penduduk Desa Dieng sangat menggantungkan hidupnya pada sektor pertanian dan Pariwisata.
- Pendidikan
Tabel 3
Penduduk berdasar tingkat pendidikan
Jenjang Pendidikan | Laki-laki | Perempuan |
Tamat S1 | 13 | 11 |
Tamat diploma | 8 |
|
Tamat SMA | 18 | 9 |
Tamat SMP | 144 | 80 |
Tamat SD | 858 | 884 |
Usia 3-6 yang sedang TK/play group | 37 | 29 |
Usia 7-18 yang sedang sekolah | 69 | 73 |
Jumlah | 106 | 102 |
Sumber Data : Profil Desa Dieng Tahun 2015
- Cacat Fisik
Ada 6 orang laki-laki dan 5 orang perempuan warga desa Dieng yang mengalami cacat fisik sebagaimanaa ditambilkan dalam table 4 di bawah.
Tabel 4
Data Penduduk Dengan Disabilitas
Cacat Fisik | Laki-laki | Perempuan |
Tuna rungu | 4 | 3 |
Tuna wicara | - | 2 |
Tuna netra | 1 | - |
Lumpuh | 1 | - |
Jumlah | 6 | 5 |
- Kesejahteraan
Pada akhir tahun 2015, pemerintah desa telah melakukan kategorisasi kesejahteraan rumah tangga mencapai sejumlah 486 rumah tangga. Pemerintah Desa Dieng telah melakukan pemetaan sosial secara partisipatif untuk mengukur tingkat kesejahteraan keluarga per rumah tangga tersebut dengan hasil pemetaan sosial sebagai berikut.
Grafik 1
Peta Sosial Desa Dieng
Berdasar peta sosial yang telah dilakukan secara partisipatif oleh kelompok warga desa Dieng sejumlah 57% (339) rumah tangga di Dieng dalam kategori Pra Sejahtera, 36% (210) rumah tangga di Dieng dalam kategori sejahtera, dan 7% (41) rumah tangga di Dieng dalam kategori sejahtera plus.
Pra Sejahtera yang dimaksud adalah kondisi perekonomian pada rumah tangga yang masuk kategori keluarga miskin, sejahtera adalah rumah tangga yang dinilai mampu memenuhi kebutuhan dasar hidup, sedang sejahtera plus adalah rumah tangga yang dinilai masuk dalam kategori keluarga kaya.
- Sejarah Desa
- Asal usul Desa Dieng
Pada awal abad masehi, terjadilah sebuah proses migrasi besar-besaran penduduk Kalinga ke berbagai penjuru asia, salah satunya ke pulau jawa. menurut beberapa sumber, migrasi tersebut disebabkan serangan kerajaan Ashoka yang terletak di sebelah utara kerajaan Kalingga, namun menurut seorang peneliti dari Prancis, Migrasi tersebut hanyalah migrasi biasa dalam rangka memperluas lingkup perdagangan bangsa kalingga yang kemudian sekaligus menjadi sarana penyebaran budaya.
Proses Migrasi tersebut membawa pengaruh besar baik dibidang keyakinan, tekhnologi, hingga sastra. Bahkan cara bercocok tanam padi pun diduga merupakan salah satu tekhnologi yang dibawa bangsa kaligga ke Tanah Jawa. Dalam Kurun Waktu tertentu, terjadilah proses civilisasi yang terus menerus, hingga akhirnya Dieng menjadi sebuah sistem peradaban yang besar Sekaligus menjadi cikal bakal berdirinya Wangsa Mataram Kuno (Sanjaya dan Syailendra) yang mencapai puncaknya pada abad 8-9 M, dengan bukti-bukti peninggalannya berupa candi-candi yang sampai sekarang masih dapat kita lihat sisa-sisa peninggalannya.
Migrasi tersebut bukanlah proses perpindahan spontan melainkan tersusun dengan rencana yang matang. Sebelum proses migrasi dilakukan, mereka telah melakukan pencarian tempat-tempat yang dianggap sesuai untuk memindahkan simbolis "surga" yang ada di himalaya ke tanah Jawa. Dan tempat yang dianggap pas tersebut adalah Dieng. Oleh sebab itu kemudian Dieng menjadi pingkalingganing Bhawana (Poros Dunia). Nama Dieng sendiri dilatarbelakangi dari peristiwa pemindahan simbol surga dilakukan Sang Hyang Djagadnata (Bathara Guru) , sebagaimana tertuang dalam Serat Paramayoga karya R Ng Ranggawarsito � tersebut. Dieng yang berasal dari bahasa Sanskerta Di artinya tempat yang tinggi atau gunung dan Hyang artinya leluhur atau dewa-dewa. Serta Kata Dieng juga berasal dari Kata Die Hieyang tempat bersemayamnya para dewa atau Edie( Indah) dan Aeng (langka/jarang) Dieng adalah sebuah Desa yang Indah dan Langka sulit ditemui didaerah Lain. Begitu mempesona pemandangan Alamnya dipadukan dengan nilai-nilai budaya yang adi Luhung. Dieng mengalami beberapa fase peradaban dari jaman pra hindu, jaman hindu kemudian Jaman Islam dan Jaman kemerdekaan
Beberapa keterangan tokoh masyarakat yang dituakan di Desa Dieng, menceritakan asal mula Desa Dieng pada tahun 1819, dimana terdapat perkampungan penduduk yang rumahnya terbuat dari pohon pakis atau galar dan atapnya terbuat dari alang-alang Pemerintahan Dieng setelah masa Mataram kuno ( Dinasti syalindra dan Sanjaya sampai periode Kemerdekaan dipimpin Oleh bebera orang tumenggung dari Jogjakarta diantara namanya masih menjadi misteri Cuma masyarakat pada waktu itu menyebutnya tumenggung, kemudian manggolo yudo dan Mbah Citro . Jaman pra Hindu di Kawasan Dieng juga pernah ditemukan sebuah prasasti maupun benda-benda peninggalan dijaman tersebut. Dieng merupakan daerah pegunungan yang dingin dan sejuk. Sehingga membuat keyakian penganut Hindu bahwa Dieng merupakan tempat yang suci. Yaitu tempat bersemayamnya para Dewa ini dibuktikan banyak ditemukan peninggalan benda-benda cagar budaya seperti Candi, prasasti,batu kelir,tuk bimo lukar. Ada yang berupa Arca, tangga, yoni. Penemuan Candi tersebut ditemukan oleh seorang peneliti dari Hindia Belanda pada abad ke 16 baru ditahun 1814 kemudian baru ditahun 1856 Candi-candi tersebut dikeringkan oleh Orang belanda (Van kinsbergen ) karena pada waktu itu Dieng mengalami tenggelam/candi-candi dan sekitarnya tergenang air Dieng telah terjadi prahala Bencana besar yang membuat Dieng tenggelam sehingga orang-orang hindu banyak yang hijrah dari Dieng ada yang menuju ke tengger ada yang menuju ke pulau bali (Jejak dinasti sanjaya dan Syailendra)di Dieng. Kemudian setelah itu masuklah peradaban Islam di Dieng (± abad 16) Tokoh-tokoh tersebut diatas seperti Manggalo yudho, Nitiyudo, mangkuyudo, serta syeh ngabdullah selomanik merupakan tokoh2 penyebar agama Islam Dikawasan Dieng.
Data iklim Dieng | |||||||||||||
Bulan | Jan | Feb | Mar | Apr | Mei | Jun | Jul | Agt | Sep | Okt | Nov | Des | Tahun |
Rata-rata tertinggi °C (°F) | 17.9 | 18.5 | 18.6 | 18.4 | 18.5 | 18.5 | 18.2 | 18.0 | 18.5 | 18.8 | 19.2 | 18.8 | 18.49 |
Rata-rata harian °C (°F) | 13.9 | 14.3 | 14.4 | 14.4 | 14.3 | 13.8 | 13.2 | 12.8 | 13.6 | 14.2 | 14.7 | 14.4 | 14 |
Rata-rata terendah °C (°F) | 10.0 | 10.1 | 10.3 | 10.4 | 10.1 | 9.2 | 8.3 | 7.6 | 8.7 | 9.6 | 10.3 | 10.1 | 9.56 |
Presipitasimm (inci) | 370 | 430 | 434 | 249 | 153 | 83 | 53 | 35 | 57 | 170 | 230 | 388 | 2.652 |
Sumber: [8] |
- Pemimpin Desa
Masa kepemimpinan pemerintahan Desa Dieng sejak tahun 1700 hingga sekarang adalah sebagai berikut :
- Tumenggung 60 Tahun (1.700 – 1.760)
- Manggolo Yudo 75 Tahun ( 1.760 – 1.835)
- Citro 80 Tahun ( 1.835-1.915)
- Gelondong 15 Tahun ( 1.915 – 1.930)
| Pemerintahan Mbah gelondong orang Dieng memanggilnya ,selama 15 Tahun, pada waktu itu cara pemilihannya masih menggunakan bamboo/biting untuk memilih pemimpi desa |
- Kades I ATEMO REDJO 15 Tahun (1933 – 1945)
| Kepala Desa Atemo Redjo Menjabat selama 15 Tahun |
- Kades II SASTRO REDJO 30 Tahun (1945 - 1970)
| Kepala Desa Sastro Redjo menjabat selama 30 Tahun
|
- Kades III H.M.SAYUTI 1 Tahun (1970 - 1971)
| Kepala Desa H.M Sayuti menjabat hanya selama satu tahun
|
- Kades IV R.H. SUPRAPTO 10 Tahun (1971 – 1981)
| Kepala Desa R.H. Suprapto Menjabat kepala Desa Dieng selama 10 Tahun,
|
- Kades V ATEMO SUWITO 4 Tahun (1981 – 1985)
| Kepala Desa Atemo Suwito menjabat selama 4 Tahun
|
- Kades VI R. NUGROHADI. 8 Tahun ( 1985 – 1993)
| Kepala Desa R. Nugrohadi menjabat selama 8 Tahun |
- Kades VII. H.M. YAHNA 12 Tahun ( 1993 – 2007)
| Kepala Desa H.M. Yahna Menjabat selama 12 Tahun atau dua periode pada kepemimpina beliau pembangunan infrastruktur mulai meningkat dengan membangun Gedung balai Desa Dieng yang repreventatif seiringan dengan program PPK pembangunan Infrastruktur terealisasi. |
- Kades VIII. SLAMET MUSTANGIN. 6 Tahun (2007 – 2013)
| Kepala Desa Slamet Mustangin menjabat selama 6 tahun atau satu periode, Melanjutkan program program yang pada masa sebelumnya belum terealisasi pada masa pemerintahan slamet mustangin pembangunan infrastruktur juga meningkat dibarengi dengan program PNPM lanjutan dr program PPK. |
- Kades IX. MARDI YUWONO,ST.p ( 2013 S/D Sekarang)
| Pada Pemerintahan Mardi Yuwono, S.Tp berupaya untuk meningkatkan kualitas hidup dan Ekonomi masyarakat, pelayanan kesehatan, pelayanan yang cepat ,tepat tanggap terhadap kepentingan masyarakat, membangun jalan ekonomi pertanian melalu program PPIP diawal pemerintahannya. Bedah rumah, Peningkatan kesehatan dan keterpenuhan akan air bersih ditahun 2015 Desa Dieng mendapat program Pamsimas. Memberikan kemudahan kepada warganya dalam hal perijinan untuk pembangunan Homestay, rumah makan,home industry, gazebo, terminal/tempat parker, pemberdayaan sumber daya manusia dibidang wisata, dengan pelatihan2 dan pembinaan bagi pelaku-pelaku wisata . |
- ASET DAN KEUANGAN DESA
- Potensi keuangan desa
- Potret APBDes 2 tahun terakhir
Keuangan Desa dibagi dalam Pendapatan Desa, Belanja Desa dan Pembiayaan Desa, Dalam hal ini tentang potensi keuangan desa Desa Dieng Kecamatan Kejajar memperoleh penerimaan atau pendapatan dari :
Tabel 5
Potret APBDes Tahun 2013-2014
Kode | Uraian | Jumlah | Peningkatan | ||
---|---|---|---|---|---|
2013 | 2014 | Rp | % | ||
4 | PENDAPATAN DESA | 371.196.600 | 1.116.612.000 | 60,581,000 | 15.12 |
4.1 | Pendapatan Asli Desa | 195.000.000 | 535.000.000 | 30,700,000 | 15.25 |
4.1.1 | Hasil Usaha Desa | - | - | - | |
4.1.2 | Hasil Kekayaan Desa | 190.000.000 | 1.01 | ||
4.1.3 | Hasil Swadaya dan Partisipasi | 120,000,000 | 20.00 | ||
4.1.4 | Hasil Gotong Royong | 60,000,000 | 345.000.000 | 20.00 | |
4.1.6 | Hasil Retribusi Desa | 2,000,000 |
| 11.11 | |
4.3 | Bagian Dana Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah | 121,360,100 | 541.612.000 | -4.22 | |
4.3.1 | ADD/DANA TRANSFER | 106.396.600 | 541.612.000 | -4.22 | |
4.4 | Bantuan Keuangan dari Pemerintah, Provnisi, Kabupaten | 5.000.000 | 40.000.000 | 44.87 | |
4.4.1 | Bantuan Pemerintah | - | - | ||
4.4.2 | Bantuan Provinsi | 5,000,000 | 40.000.000 | 700.00 | |
4.4.3 | Bantuan Kabupaten | - | 0.00 | ||
4.5 | Hibah dan Sumbangan dari Pihak Ketiga yg tidak mengikat | - | - | ||
4.5.1 | Hibah | - | - | ||
4.5.2 | Bantuan Keuangan | - | - | ||
- | |||||
5 | BELANJA DESA | 371.196.600 | 1.116.612.000 | 15.12 | |
5.1 | Belanja Tidak Langsung | 268.418.980 | 71.240.000 | -4.61 | |
Belanja Pegawai | 240.440.000 | 63.240.000 | 7.73 | ||
Belanja Subsidi | 5.478.980 | - | |||
Belanja Hibah | 4.000.000 | 6.000.000 | 0.00 | ||
Belanja Bantuan Sosial | -100.00 | ||||
Belanja Bagi Hasil | - | - | |||
Belanja Bantuan Keuangan | 18.500.000 | 2.000.000 | -91.07 | ||
Belanja Tidak Terduga | -100.00 | ||||
5.2 | Belanja Langsung | 102.777.600 | 1.045.372.000 | 31.10 | |
Belanja Pegawai | 1.000.000 | 295.120.000 | -45.53 | ||
Belanja Barang dan Jasa | 8.343.334 | 230.436.000 | 37.73 | ||
Belanja Modal | 93.434.334 | 519.816.000 | -50.00 | ||
- | |||||
6 | PEMBIAYAAN DESA | - | |||
6.1 | Penerimaan Pembiayaan (SILPA) | - | - | ||
6.2 | Pengeluaran Pembiayaan | - | - | - |
Pendapatan asli desa dari tahun 2014-2015 mengalami kenaikan sebanyak 30,7 juta (15%). Potensi ini didukung oleh hasil kekayaan desa, swadaya, gotong royong, dan retribusi desa. Meskipun jumlahnya kecil, retribusi desa meningkat cukup baik, yakni sebanyak 11%. Potensi penerimaan asli desa berbanding terbalik dengan penerimaan dari perimbangan keuangan dari kabupaten yang menurun sebesar -4,2%. Penerimaan yang Turun signifikan adalah bantuan provinsi naik dari 5 juta (2014) menjadi 40 juta (2014).
Tabel 6
Pendapatan Desa Tahun 2015
Pendapatan Asli Desa | Bagian Dana Perimbangan Pusat dan Daerah | Bantuan Keuangan | Jumlah | |||
232,000,000 | 116,241,000 | 113,000,000 | 461,241,000 | |||
|
|
| 100% |
Total penerimaan desa pada tahun 2015 sebanyak 426,241 juta, dimana 50% diantaranya didukung oleh Pendapatan asli desa. Dukungan terbesar adalah swadaya dan gotong royong yang tidak berupa materi, melainkan modal sosial yang dinominalkan dalam rupiah. Namun demikian perhitungan nominal atas modal sosial tidak ada dasar yang dapat digunakan. Pemerintah desa menghitungnya dengan subyektif dan atas standar harga yang sulit dipertanggungjawabkan. Ke depan,sebaiknya modal sosial tetap menjadi modal sosial yang tidak perlu dinominalkan. Modal sosial menjadi kekuatan sosial dan budaya desa yang mulia.
- Tugas pembantuan yang diterima oleh Desa
- PNPM
Tabel 7
Alokasi Penerimaan Dana PNPM Tahun 2014 – 2015
Jenis penerimaan | 2013 | 2014 |
BLM | 250.000.000 |
|
Dana pembangunan infrastruktur | 141.000.000 | 94.779.400 |
SPP | 220.000.000 | 260.000.000 |
Keberhasilan program PNPM di Desa Dieng antara lain digunakan untuk infrastruktur dan SPP
- Penerimaan Raskin
Tabel 8
Alokasi Penerimaan Raskin
Tahun Penerimaan | Jumlah Beras (kg) | Jumlah KK |
2014 | 37.800 | 210 |
2015 | 25.200 | 210 |
Pembagian raskin di Desa Dieng dilaksanakan dengan sistem membaginya kepada Rumah Tangga Miskin.
- Pajak Bumi Bangunan
Tabel 9
Pajak Bumi dan Bangunan
Tahun Penerimaan | Jumlah Wajib Pajak | Jumlah Ketetapan Pajak | Realisasi Pelunasan Pajak | Waktu Pelunasan Pajak |
2014 | 1307 | 49.342.446.00 | 100% | 25 juni |
2015 | 1308 | 49.954.456.00 | 100% | 26 juni |
Desa Dieng termasuk ke dalam desa yang paling tepat waktu dalam membayar pajak.Sistem pembayaran yang dilakukan di desa ini adalah tarik setelah sppt diterima desa dilaksanakan seminggu sekali penarikan di rumah kades / perangkat desa.
- Usaha ekonomi yang dijalankan oleh desa
Desa Dieng berhasil mengelola dan mengembangkan bantuan program PUAP (peningkatan usaha agrobisnis pedesaan) pada tahun 2008 hingga sekarang melalui Gapoktan . Bantuan modal awal sebesar 100 juta saat ini telah dikembangkan menjadi 120 juta . Disamping untuk simpan pinjam anggota gapoktan juga membuka peluang unit usaha dagang. Yaitu berupa perdagangan gas elpigi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dieng secara umum.
- Struktur APBDes pasca Undang-Undang Desa
Dengan berlakunya Undang-Undang Desa, struktur APBDes Desa Dieng akan berubah menjadi sebagai berikut :
- Pendapatan asli desa yaitu :
- Hasil usaha desa
- Hasil kekayaan desa
- Hasil swadaya dan partisipasi
- Hasil Gotong Royong
- Hasil lain lain pendapatan desa yang sah
- Pendapatan dana transfer ke Desa terdiri dari:
- Dana Desa
- Alokasi Dana Desa
- Bagi Hasil Pajak dan Retribusi Daerah
- Pendapatan Lain lain
- Bantuan bantuan dari Pemerintah Provinsi dan Kabupaten
- Hibah
- Sumbangan sumbangan
- Potensi Kekayaan Desa
Kekayaan desa adalah segala sesuatu baik berupa uang atau barang milik desa yang dikelola oleh pemerintah desa untuk operasional pemerintahan desa, untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat termasuk untuk kegiatan pembangunan dan pemberdayaan masyarakat. Kekayaan desa Dieng antara lain :
Tabel 10
Data Kekayaan Desa Berupa Tanah & Bangunan
No | Jenis Kekayaan | Volume | Keterangan |
1 | Tanah Kas desa |
|
|
2 | balai desa | 96 m2 | 1 |
3 | Kantor Desa | 72 m2 | 1 |
4 | Gedung TK | 180 m2 | 2 |
5 | PKD | 70 m2 | 1 |
6 | Sanggar Belajar | 81 m2 |
|
7 | Gedung PKK | 60 m2 | 1 |
8 | Lapangan Sepakbola (2lokasi) | 2.5 Ha | 2 dusun |
9 | MCK Umum ( 4unit) | @ 27 m2 | 2 dusun |
10 | Jalan Dusun &aTotal DibacaDesa Kami mengatakan tidak untukContact Details
Telephone: 0286-(3301588) Jln Dieng Km 26 Desa Dieng Kec kejajar Kab Wonosobo |
Sejarah Desa Dieng
SEJARAH BERDIRINYA DIENG Pada awal abad masehi, terjadilah sebuah proses migrasi besar-besaran
Pariwisata
Pariwisata